Friday 8 February 2013

PLKB Di Bali Dari Tenaga Kontrak

Sejumlah pemerintah kabupaten dan kota di Bali memanfaatkan tenaga kontrak (honorer) untuk menjadi petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) guna mengatasi semakin langkanya petugas penyuluh memotivasi calon akseptor.

"Kabupaten Buleleng misalnya memanfaatkan 100 tenaga kontrak, Bangli 170 orang dan kabupaten lainnya bervariasi," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan keluarga berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, I Wayan Sundra,SH di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, dengan adanya upaya Pemkab dan Pemkot di daerah ini mengangkat tenaga kontrak sebagai PLKB diharapkan tenaga penyuluh KB yang selama ini sangat terbatas secara berangsur-angsur dapat dipenuhi.

Dengan adanya tenaga kontrak menjadi PLKB, petugas PLKB di Bali kini tercatat 415 orang, dinilai mulai memadai dibanding sebelumnya jumlahnya kurang dari separuhnya.

Wayan Sundra menambahkan, pihaknya segera memberikan pelatihan terhadap seluruh tenaga kontrak Pemkab dan Pemkot, agar mampu melaksanakan tugasnya di lapangan dengan baik.

"Pelatihan itu akan dilakukan di Pusdiklat BKKBN Bali dengan instruktur andal yang selama ini sudah sering melakukan pelatihan," ujar Wayan Sundra.

Dengan adanya penambahan PLKB di Kabupaten/Kota di Bali, berarti seorang PLKB menangani untuk pembinaan dua hingga tiga desa. Hal itu masih jauh lebih baik dibanding kondisi tahun-tahun sebelumnya petugas PLKB sangat langka.

Hal itu akibat PLKB banyak dimutasikan ke instansi lain, sehingga faktor penyuluhan untuk memotivasi para calon akseptor kurang mendapat perhatian secara serius.

Namun kini dengan adanya tambahan PLKB diharapkan pembinaan dan motivasi calon akseptor dapat dilakukan secara sungguh-sungguh, sekaligus mendorong pasangan usia subur (PUS) menjadi akseptor.

Dengan demikian diharapkan kesertaan PUS menjadi akseptor KB meningkat pada masa-masa mendatang.

Pencapaian peserta program KB baru di Bali selama 2012 sebanyak 77.665 akseptor atau 109,16 persen dari sasaran atau kontrak kinerja program (KKP) yang hanya 71.150 akseptor.

Pencapaian akseptor KB baru sangat signifikan, mengingat perkiraan permintaan masyarakat (PPM) dalam setahun itu hanya 61.880 orang, ujar Wayan Sundra.(ant/rd)

No comments:

Post a Comment