Tuesday 19 February 2013

Ratusan Pelayat Makamkan Balita Korban Pembunuhan

Ratusan pelayat yang terdiri dari keluarga dan warga sekitar Endrosono Surabaya, memakamkan Fahri Romadhon (3,5), balita yang menjadi korban pembunuhan oleh tetangganya sendiri di tempat pemakaman umum Karang Tembok, Selasa (19/2) malam.

Sebelum dimakamkan, jenazah dishalati di masjid dekat rumahnya. Orang tua dan kerabat tak bisa menahan kesedihan melihat tubuh anak bungsu dari lima bersaudara ini terbujur kaku.

"Kasihan Fahri karena telah menjadi korban kekejian pelaku. Kami mewakili keluarga meminta maaf dan semoga yang ditinggalkan tabah menghadapi ujian ini," ujar Paman Fahri, Muhammad Sanusi.

Selain lucu, kata dia, Fahri merupakan anak yang pintar dan dikenal pandai bermain hadrah, sebuah kelompok kesenian Islam. Di tempatnya mengaji, Fahri tidak pernah absen ketika latihan hadrah.

"Anak itu penurut dan tidak pernah membantah perintah orang tuanya. Saat bapaknya bekerja sebagai teknisi persewaan alat pengeras suara dan Fahri kadang ikut mendampingi. Dia tidak pernah rewel," ucapnya.

Para tetangga pun mengaku merasa kehilangan. Tidak sedikit dari ibu-ibu sekitar menangisi kepergian anak pasangan Mishari-Zubaidah tersebut untuk selama-lamanya.

"Kami tidak menyangka Fahri meninggal dunia dengan cara seperti ini. Apalagi dilakukan oleh tetangganya sendiri. Kami harap polisi menghukum tersangka dengan setimpal sesuai perbuatannya," kata salah seorang warga.

Kasus pembunuhan terhadap balita berusia 3,5 tahun berhasil diungkap Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa.

Seorang tersangka berinisial Sol (31) ditangkap dan menjalani pemeriksaan intensif oleh polisi.

Pengungkapan kasus ini bermula dari kebingungan orang tua korban yang mencari anaknya. Sejak izin bermain pada Sabtu (16/2) malam, Fahri tidak pulang hingga dicari kemana-mana oleh orang tuanya.

Hingga akhirnya, tiga hari kemudian ditemukan dalam keadaan terlentang tak bernyawa di sebuah lorong samping rumah tersangka.

"Tersangka membunuh dengan cara membanting korban beberapa kali ke lantai. Untuk menghilangkan jejak, tersangka berniat menjadikan tubuh korban seperti patung dengan cara disemen. Tapi saat tubuh korban masih dilabur semen, sudah terlanjur diketahui warga," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo.

Berdasarkan pengakuan di depan penyidik, tersangka nekat membunuh tetangganya karena merasa sakit hati dengan ayah korban, Mishari (40), yang menegur ketika melintas di hadapannya.

Dengan alasan takut dibunuh, tersangka membunuh anak tetangganya terlebih dahulu.

"Ketika ayahnya melintas dan saling memandang, saya sempat ditegur dengan bernada ancaman. Dari pada dibunuh, saya bunuh duluan anaknya ketika bermain di rumah," kata petugas menirukan pengakuan tersangka.(ant/rd)

No comments:

Post a Comment