Tuesday 19 February 2013

Museum Seni-Budaya-sejarah Dibutuhkan Kota Bogor


museum seni, budaya, dan sejarah dibutuhkan kehadirannya di Kota Bogor sebagai media untuk mempertahankan berbagai warisan leluhur di daerah dengan sebutan "Tatar Sunda" itu, kata pengamat Tata Kota Dr Ifan Haryanto.


"Jangan sampai pemuda dan generasi penerus pada mendatang tidak mengetahui sejarah kebesaran Bogor pada masa lalu," katanya di Bogor, Rabu.


Ia mengatakan jika museum seni, budaya, dan sejarah tersebut terealisasi, di dalam museum tersebut dapat ditampilkan berbagai wahana yang menceritakan napak tilas sejarah berdirinya Kota Bogor.


Selain itu, juga untuk merangkum berbagai peristiwa penting yang pernah terjadi di Bogor, misalnya saat berjayanya kerajaan Pajajaran ketika dipimpin oleh Prabu Siliwangi.


Museum tersebut, katanya, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana memelihara dan mempertahankan berbagai seni dan budaya Sunda yang ada dan potensial dikembangkan di Bogor.


Salah satu cara untuk mempertahankan seni dan budaya dimaksud, kata dia, seperti dengan cara mempertunjukkan secara reguler berbagai pergelaran seni dan budaya Sunda, di antaranya tari-tarian Sunda, musik kecapi, dan berbagai seni budaya lokal yang ada dan berkembang di Kota Bogor.


Sedangkan untuk mendatangkan nilai tambah ekonomis, kata dia, di museum tersebut dapat dialokasikan pusat pengembangan cenderamata atau kerajinan lokal Bogor dan pusat jajanan khas setempat.


Pembangunan museum tersebut, kata dia, sangat mungkin direalisasikan dengan dukungan dana dan kerja sama antara Pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Pusat.


"Ketiga pihak tersebut berkepentingan secara langsung mengembangkan berbagai seni, budaya, dan sejarah yang ada," kata doktor ekonomi lulusan Institut Pertanian Bogor itu.


Menurut dia, jika masih terdapat keterbatasan pendanaan, ke depan sangat mungkin dikembangkan skema "public-private partnership" (kemitraan antara pemerintahdan swasta) yang saling menguntungkan.


Contohnya, katanya, dengan mekanisme Built, Operation, Transfer (BOT), di mana swasta berkewajiban membangun dan mengoperasikan museum tersebut.


"Namun pada kurun waktu yang disepakati mengalihkan seluruh hak pengelolaan dan kepemilikan ke pihak pemerintah," katanya.


Napas tilas Ia mengemukakan keberadaan museum tersebut juga sebagai wahana untuk mengenang napak tilas sejarah kebesaran seni budaya Sunda dan sejarah panjang kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Bogor.


"Museum itu juga sekaligus dapat menjadi daya tarik wisatawan yang dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi Kota Bogor," katanya.


Kota Bogor, kata dia, telah mengalami perkembangan sejarah kota yang panjang, mulai dari masa Kerajaan Pajajaran (1482-1579), masa Kolonial Belanda (1754- 1945), sampai dengan masa Kemerdekaan (1945-sekarang).


Bahkan, kata dia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti asing, ternyata Kerajaan Hindu pertama di Indonesia, Taruma Negara berdiri pada abad V di Bogor.


Dengan dasar panjangnya rentang sejarah yang terjadi, kata dia, Kota Bogor sangat layak mendirikan museum seni budaya dan sejarah.


"Dengan melihat kemasyhuran dan kebesaran pada masa lalu diharapkan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk membangkitkan semangat memajukan dan memakmurkan Kota Bogor," demikian Ifan Haryanto.(ant/rd)

No comments:

Post a Comment