Wednesday 6 February 2013

Kantor Imigrasi Cilacap Tunggu Konfirmasi Kedubes Srilanka

Kantor Imigrasi Cilacap, Jawa Tengah, masih menunggu konfirmasi dari Kedutaan Besar Srilanka di Jakarta terkait penanganan terhadap imigran asal negara tersebut.


"Kami sudah berulang kali menghubungi pihak kedutaan. Kami juga sudah berhubungan dengan Sekretaris Kedubes Srilanka," kata Kepala Seksi Pengawas dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap, Edi Rohaedi, di Cilacap, Rabu.


Akan tetapi saat ditanya soal surat elektronik dari Kantor Imigrasi Cilacap, kata dia, Sekretaris Kedubes menyatakan bahwa surat tersebut belum disampaikan kepada Duta Besar Srilanka.


"Kami tetap menjalankan instruksi Kepala Kantor Imigrasi Cilacap untuk terus menanyakan surat yang sudah kami kirim," katanya.


Menurut dia, hingga saat ini sebagian besar imigran asal Srilanka masih ditampung di eks Kantor Imigrasi Cilacap dan telah didampingi petugas dari "International Organization for Migration (IOM)".


Bahkan, kata dia, biaya perawatan imigran di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap juga ditanggung IOM termasuk makanan kecil dan minuman bagi imigran di tempat penampungan.


Sementara untuk biaya makan, lanjutnya, masih ditanggung oleh Kantor Imigrasi Cilacap.


"Petugas dari IOM ternyata sudah datang sejak Jumat (1/2) malam," katanya.


Terkait imigran yang dirawat di RSUD Cilacap, Edi mengatakan hingga saat ini masih ada dua orang yang menjalani perawatan, yakni Ithy Safeekaabdul Jabar (30) dan Aanurajsan Kapusi (10).


Menurut dia, kondisi Ithy Safeekaabdul Jabar yang dirawat di RSUD Cilacap sejak Selasa (29/1) hingga saat ini masih kritis, sedangkan Aanurajsan Kapusi masuk rumah sakit sejak beberapa hari lalu karena menderita diare, disentri, dan dehidrasi.


Kendati demikian, dia mengatakan jumlah imigran yang berada di RSUD Cilacap tetap sebanyak lima orang karena Ithy Safeekaabdul Jabar ditunggu suami dan anaknya yang juga sempat dirawat, yakni Ahamed Rispiyan (33) dan Ahamed Fatheen (4), sedangkan Aanurajsan Kapusi ditunggu ibundanya, Ekapavam Thamayanithe (30).


"Jumlah imigran yang di tempat penampungan sebanyak 17 orang. Kami juga terus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta," katanya.


Secara terpisah, Komandan Pos Badan "Search and Rescue" Nasional (Basarnas) Cilacap Tri Joko Priyono mengatakan pihaknya sejak Senin (4/2) malam telah menghentikan pencarian terhadap seorang imigran asal Srilanka, Thangeswaran (36) dilaporkan menceburkan diri ke laut.


Berdasarkan keterangan dari para imigran yang selamat, kata dia, Thangeswaran menceburkan diri ke laut tiga hari sebelum mereka diselamatkan oleh nelayan hingga akhirnya dievakuasi ke Pulau Nusakambangan pada Senin (28/1) malam.


"Meskipun operasi pencarian dihentikan, kalau ada tanda-tanda keberadaan korban, kami akan kembali membuka operasi," katanya.


Seperti diwartakan sebelumnya, sebuah kapal kayu yang mengangkut 25 imigran mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia, hingga akhirnya penumpangnya dievakuasi oleh petugas gabungan dari Cilacap dan dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, pada Senin (28/1) malam.


Sebelum mengalami kecelakaan akibat menabrak karang, mesin kapal itu mati sehingga kapal terombang-ambing selama 15 hari di Samudera Hindia.


Bahkan, salah seorang imigran bernama Thangeswaran (36) dilaporkan menceburkan diri ke laut dan akhirnya hilang.


Thangeswaran diduga mengalami halusinasi seolah melihat daratan sehingga dia melompat dari kapal dan berenang di lautan guna mendekati daratan yang dia anggap sebagai Pulau Kokos, Australia.


Selain itu, dua imigran lainnya, yakni seorang perempuan bernama Suta Nilakshan (25) dan seorang laki-laki bernama Thampappela Vijayaraja (40) meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi.


Jenazah dua imigran tersebut masih tersimpan di Kamar Jenazah RSUD Cilacap.


Dua imigran lainnya, Ithy Safeekaabdul Jabar (30) dan Ahamed Fatheen (4) harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap karena sakit.


Ahamed Fatheen yang merupakan anak dari pasangan Ahamed Rispiyan (33) dan Ithy Safeekaabdul Jabar.


Ahamed Rispiyan juga sempat menjalani perawatan di RSUD Cilacap karena sakit saat menunggu anaknya.(ant/rd)

No comments:

Post a Comment